Semalam kerajaan Malaysia menyatakan pendiriannya untuk tidak menghantar jemaah bagi musim haji 1441H. Ini adalah disebabkan wabak pandemik COVID-19 yang masih belum pulih sepenuhnya.
Biarpun sedikit terkillan dan sedih dengan keputusan itu, tetapi apa yang dilakukan oleh kerajaan sangat baik demi mengekang masalah penularan virus ini yang masih belum ditemui vaksinnya.
Justeru bagi mengubat hati yang lara, jemaah haji yang sudah terpilih dan menerima surat tawaran tahun ini boleh melakukan beberapa amalan ini yang dikatakan sama pahalanya seperti mengerjakan ibadah haji.
Perkongsian dari Ustazah Isfadiah Mohd Dasuki di laman sosial Facebook memberi kegembiraan buat jemaah kita.
Marilah kita berdoa agar virus ini akan segera lenyap dan berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji tahun depan.
7 Amalan sama dengan pahala Haji.
Ada 7 amalan yang memiliki pahala Haji dan Umrah. Luar biasanya ganjaran bagi setiap amalan ini walaupun tidak dapat menjejaki Tanah Haramain namun begitu setiap amalan ini tetap tidak dapat menggantikan kefardhuan ibadah haji.
Semoga dengan mengetahui tentang amalan ini dapat mengubat dan memujuk hati-hati para bakal jemaah haji yang telah bersedia untuk menunaikannya namun tertangguh dengan kehendak Allah pada tahun ini.
1. Keazaman dan kesungguhan yang tinggi untuk menunaikan ibadah haji:
Seseorang yang bersungguh-sungguh, melakukan persediaan, berkeinginan dan keazaman yang tinggi namun telah terhalang atau uzur, mereka sabar dan redha maka mereka tetap memperolehi pahalanya.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فِى غَزَاةٍ فَقَالَ « إِنَّ بِالْمَدِينَةِ لَرِجَالاً مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلاَ قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلاَّ كَانُوا مَعَكُمْ حَبَسَهُمُ الْمَرَضُ »
Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, dalam suatu peperangan (perang tabuk) kami bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak dapat turut serta dalam perjalanan perang, juga tidak menyeberangi suatu lembah (tidak turut serta dalam kepayahan) namun mereka bersama kalian (dalam pahala). Padahal mereka tidak ikut berperang karena mendapatkan uzur sakit.” (HR. Muslim).
Dalam lafaz lain disebutkan,
إِلاَّ شَرِكُوكُمْ فِى الأَجْرِ
“Melainkan mereka yang terhalang sakit akan dicatat ikut serta bersama kalian dalam pahala.”
2. Solat sunat Isyraq:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
“Barangsiapa yang melaksanakan shalat subuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan solat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.” Baginda saw pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.”
(HR. Tirmidzi)
Syaratnya:
-Solat Subuh Berjemaah
-Tidak berganjak dari ruang tempat solatnya (menunggu) hingga matahari terbit dan sesuai untuk solat sunat Isyraq (12-15 minit selepas waktu syuruq).
3. Membaca selepas selesai solat 33 kali Tasbih, Tahmid dan Takbir:
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنَ الأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلاَ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ ، يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ يَحُجُّونَ بِهَا ، وَيَعْتَمِرُونَ ، وَيُجَاهِدُونَ ، وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ « أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ بِأَمْرٍ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ ، وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ ظَهْرَانَيْهِ ، إِلاَّ مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ ، وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ » . فَاخْتَلَفْنَا بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنَحْمَدُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ . فَرَجَعْتُ إِلَيْهِ فَقَالَ « تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، حَتَّى يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ »
“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa darjat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka solat sebagaimana kami solat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan harta sehingga boleh berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Maukah kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan. Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.”
Kami pun berselisih. Sebahagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun kembali dan bertanya padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh tiga kali.” (HR. Bukhari).
4. Berbuat baik kepada dua ibubapa:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
إِنِّي أَشْتَهِي الْجِهَادَ وَلا أَقْدِرُ عَلَيْهِ ، قَالَ : هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ ؟ قَالَ : أُمِّي ، قَالَ : فَأَبْلِ اللَّهَ فِي بِرِّهَا ، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأَنْتَ حَاجٌّ ، وَمُعْتَمِرٌ ، وَمُجَاهِدٌ ، فَإِذَا رَضِيَتْ عَنْكَ أُمُّكَ فَاتَّقِ اللَّهَ وَبِرَّهَا
“Ada seseorang yang mendatangi Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup.
Rasul pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Ath-Thabrani)
Jika ibubapanya atau salah satunya telah meninggal dunia maka lakukanlah yang berikut.
a- Mendoakan kedua orang tua.
b- Meminta keampunan pada Allah untuk mereka.
c- Menunaikan janji mereka setelah meninggal dunia seperti melangsaikan hutang mereka.
d- Meneruskan hubungan silaturahim dengan keluarga dekat keduanya.
e- Memuliakan rakan karib keduanya.
f- Bersedekah atas nama kedua orang tuanya
Tiga amalan seterusnya terikat pada situasi di musim pandemik ini.
5. Solat 5 waktu berjemaah di Masjid:
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فِي الجَمَاعَةِ فَهِيَ كَحَجَّةٍ وَ مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ تَطَوُّعٍ فَهِيَ كَعُمْرَةٍ نَافِلَةٍ
“Siapa yang berjalan menuju solat wajib berjama’ah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.” (HR. Thabrani).
6. Menghadiri Majlis Ilmu Di Masjid:
Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani)
7. Umrah di bulan Ramadan:
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya pada seorang wanita,
مَا مَنَعَكِ أَنْ تَحُجِّى مَعَنَا
“Apa alasanmu sehingga tidak ikut berhaji bersama kami?”
Wanita itu menjawab, “Aku punya tugas untuk memberi minum pada seekor unta di mana unta tersebut ditunggangi oleh ayah fulan dan anaknya –ditunggangi suami dan anaknya-. Ia meninggalkan unta tadi tanpa diberi minum, lantas kamilah yang bertugas membawakan air pada unta tersebut. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
“Jika Ramadan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadan senilai dengan haji.” (HR. Bukhari).
Maha Hebatnya Allah dengan kasih sayangNya Dia memberi kita keluasan dalam beramal dan ketaatan. Semoga Allah terima amalan kita.
Kashoorga: Sebagai persediaan untuk tahun depan, bakal haji boleh klik di sini
Insya-Allah, kita download seeNI sekarang ya?
KLIK DI SEENI