Bala Datang Kerana Bersebab, Bukti Pengajaran Dan Peringatan Daripada Allah

Share

Apabila berlaku sesuatu musibah, bala atau tragedi alam, kita lazim berkata “Pasti ada sebab atau hikmah Allah di sebaliknya. Ia hanya satu peristiwa yang buruk pada ukuran manusia tetapi tidak buruk pada ukuran Allah.”

Mengapa Allah turunkan bala? Al-Quran menjelaskan tentang sebab-sebab musibah dan bala bencana antara lain:

1.Kerana kedurhakaan dan kejahatan manusia kepada Allah

Firman Allah SWT,

“Wahai Manusia, bencana apa saja yang menimpa diri kalian, maka bencana itu adalah hasil kerja tangan-tangan kalian. Namun demikian amat banyak kesalahan-kesalahan kalian yang dimaafkan oleh Allah.”
(QS. As-Syura’ 42: 30)

2. Kerana manusia mengingkari nikmat Allah dan kufur kepadaNya

Dalam firman-Nya lagi:

“Allah memberi contoh sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rezekinya datang ke negeri itu dari setiap penjuru dengan baik, tetapi penduduk negeri itu kafir ke­pada nikmat-nikmat Allah. Kemudian Allah timpakan kepada mereka derita kelaparan dan ketakutan karena dosa-dosa mereka. Allah jadikan negeri itu sebagai contoh buruk bagi segenap manusia.”


(QS. An-Nahl 16: 112)

3. Kerana manusia menukar nikmat Allah dengan kekafiran
Firman-Nya lagi,

“Wahai Muhammad, apakah kamu tidak melihat orang-orang yang me­nukar keimanan kepada Allah dengan kekafiran, dan membuka jalan ke­hancuran bagi kaum mereka? Jahanamlah tempat yang akan me­reka masuki di akhirat, dan Jahanam itu seburuk-buruk tempat tinggal.”
(QS. Ibrahim 14: 28-29)

4. Kerana perbuatan syirik manusia kepada Allah

Firman-Nya lagi,

“Wahai kaum mukmin, Allah tidak akan menimpakan adzab kepada ka­lian, jika kalian taat dan beriman kepada-Nya. Di akhirat kelak, Allah tetap memberikan pahala besar ke­pada kalian, sekalipun amal shalih kalian sedikit. Allah Maha Mengetahui keadaan kalian.” (QS. An-Nisaa, 04: 147)

5. Kerana para pemimpin negara menolak syariat Allah dan menggantikannya dengan hukum jahiliyah

Firman-Nya lagi

“Jika Kami berkehendak menghan­curkan suatu negeri, Kami jadikan orang-orang yang suka berbuat sesat di negeri itu sebagai pemimpin, lalu pemimpin itu berbuat zhalim kepada rakyat di negeri­nya. Akibat perbuatan rusak pemimpin mereka, turunlah adzab kepada me­reka dan Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Israa 17: 16)

Sebab-sebab Musibah menurut Sunnah Rasulullah

Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا ظَهَرَتْ الْمَعَاصِي فِي أُمَّتِي عَمَّهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِعَذَابٍ مِنْ عِنْدِهِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ الله أَمَا فِيهِمْ يَوْمَئِذٍ أُنَاسٌ صَالِحُونَ قَالَ بَلَى قَالَتْ فَكَيْفَ يَصْنَعُ أُولَئِكَ قَالَ يُصِيبُهُمْ مَا أَصَابَ النَّاسَ ثُمَّ يَصِيرُونَ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانٍر

“Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab, siksa, kepada mereka. Aku berkata: wahai Rasulullah apakah didalamnya pada waktu itu ada orang-orang shalih? Beliau menjawab ada!. Aku berkata lagi: “apa yang akan Allah perbuat kepada mereka?” Beliau menjawab: “Allah akan menimpakan kepada mereka azab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, kemudian mereka akan mendapatkan keampunan dan keredhaan dari dari Rabbnya.” (HR. Imam Ahmad)

Sabdanya lagi,

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا وَقَعَتْ فِيْكُمْ خَمْسٌ ، وَأَعُوذُ بِاللهِ أَنْ تَكُونَ فِيْكُمْ أَوْ تُدْرِكُوهُنَّ : مَا ظَهَرَتِ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ يُعْمَلُ بِهَا فِيْهِمْ عَلاَنِيَةً إِلاَّ ظَهَرَ فِيْهِمْ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ فِي أَسْلاَفِهِمْ ، وَمَا مَنَعَ قَوْمٌ الزَّكَاةَ إِلاَّ مُنِعُوْا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا ، وَمَا بَخَسَ قَوْمٌ الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِيْنَ وَشِدَّةِ الْمُؤْنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ ، وَلاَ حَكَمَ أُمَرَاءُهُمْ بِغَيْرِ مَا أَنْزَلَ اللهُ إِلاَّ سَلَّطَ اللهُ عَلَيْهِمْ عَدُوَّهُمْ فَاسْتَنْفَدَ بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ ، وَمَا عَطَّلُوا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِمْ إِلاَّ جَعَلَ اللهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ .

“Bagaimana kalian apabila terjadi lima perkara, dan aku berlindung kepada Allah mudah-mudahan lima perkara itu tidak terjadi pada kamu atau kamu tidak menjumpai-nya, yaitu,

Tidaklah perbuatan zina itu tampak pada suatu kaum, dikerjakan secara terang-terangan, melainkan tampak dalam mereka penyakit ta’un dan kelaparan yang tidak pernah dijumpai oleh nenek moyang dahulu.

Dan tidaklah kaum itu menahan zakat, melainkan mereka ditahan oleh Allah turunnya hujan dari langit, andai kata tidak ada binatang ternak tentu mereka tidak akan dihujani.

Dan tidaklah kaum itu mengurangi takaran dan timbangan, melainkan mereka disiksa oleh Allah dengan kesengsaraan bertahun-tahun dan sulitnya kebutuhan hidup dan nyelewengnya penguasa.

Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka itu menghukumi dengan selain kitab yang diturunkan oleh Allah, melainkan mereka akan dikuasai oleh musuh yang merampas sebagian kekuasaan mereka.

Dan tidaklah mereka itu menyia-nyiakan kitab Allah dan sunnah Nabi-Nya, melainkan Allah menjadikan bahaya di antara mereka sendiri.” (pHR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Sebagai hambanya usahlah kita mempersoalkan apa jua bala dan juga musibah yang datang pada diri kita. Sebaliknya muhasabah diri dan perbaiki kekurangan yanga ada pada diri sendiri.

Sumber kredit: FB: Memori Terindah Tanah Suci

Published by
wan erni