“Pandangan Mata Selalu Menipu”, Presiden Turki Erdogan Berkongsi Kisah Teladan Ketika Kecil

Share

Keperibadian dan ketegasan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertahankan negara Islam sesuatu yang amat dibanggakan. Terkenal dengan sikap warak, kisahnya sering tular di media sosial termasuk tidak kisah solat di tempat letak kasut walau dirinya seorang Presiden, tidak meminta layanan berlebihan ketika majlis di luar malah sikapnya yang amat merendah diri menjadikan dirinya antara pemimpin dunia cukup disegani. Itu belum lagi kelantangannya membidas negara-negara yang menyokong Zionis selain cepat menghulurkan bantuan saat negara Islam ditindas.

Baru ini tular di media sosial akan kisahnya semasa kecil yang mana ia berkongsi kisah mengenai ego yang banyak memusnahkan kehidupan manusia selain kesilapan membuat keputusan dalam hidup.

Baca kisahnya untuk dijadikan pedoman:-

Presiden Turki Erdogan berkata:

Ketika saya masih kecil, saya sangat ego, selalu mengambil yang terbaik untuk diri saya sendiri. Perlahan-lahan, semua orang meninggalkan saya dan saya tidak punya teman. Saya tidak berpikir itu salah saya tetapi saya mengkritik dan menyalahkan orang lain.

Ayah saya memberi saya tiga kalimat dan beberapa pilihan untuk membantu saya dalam hidup.

Suatu hari, ayah saya memasak dua mangkuk mi dan meletakkan dua mangkuk di atas meja. Satu mangkuk disajikan dengan satu telur di bagian atas mi dan mangkuk lainnya tidak memiliki telur di atasnya.

Ayah berkata: Anakku, silakan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan. (Telur sulit di dapati saat itu). Hanya boleh makan telur selama Festival Tahun Baru Islam. Tentu saja saya memilih mangkuk dengan telur.

Saat kami mulai makan. Saya mengucapkan selamat kepada diri saya sendiri atas pilihan & keputusan cerdas yang saya lakukan dan mendapatkan telur itu.

Lalu saya terkejut ketika ayahku makan mi bersamaku, ternyata ada dua telur di bawah mangkuknya, tersembunyi di bahagian bawah mi. Saya sangat menyesal, memarahi diriku sendiri kerana terlalu terburu-buru dalam keputusanku. Ayah saya tersenyum dan berkata kepada saya.

ANAKKU KAMU HARUS INGAT APA YANG DILIHAT MATAMU MUNGKIN TIDAK BENAR.

JIKA KAMU BERNIAT MENGAMBIL KEUNTUNGAN DARI ORANG LAIN, KAMU AKAN BERAKHIR DENGAN KEKALAHAN.

Keesokan harinya, ayah saya kembali memasak dua mangkuk mi. Satu mangkuk dengan telur di atasnya dan mangkuk lainnya tanpa telur di atasnya. Sekali lagi, dia meletakkan dua mangkuk di atas meja dan berkata kepadaku: Anakku, silakan kamu pilih. Mangkuk mana yang kamu inginkan.

Kali ini saya lebih pintar. Saya memilih mangkuk tanpa telur di atasnya. Yang mengejutkan saya, saat saya memisahkan mi di atas, tidak ada satu pun telur di dasar mangkuk. Sekali lagi ayah saya tersenyum dan berkata kepada saya.

ANAKKU, KAMU TIDAK HARUS SELALU BERGANTUNG PADA PENGALAMAN KERANA TERKADANG HIDUP DAPAT MENGECOHMU ATAU MENIPUMU!

Published by
almaswa Haji Che Ros